(sumber:wordpress)
- Penemu elektron : JJ. Thompson pada tahun 1898
Melalui hasil kerjanya pada sinar katoda pada tahun 1897, J. J.
Thomson
menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan
konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Thomson
percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh
atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan
positif (model puding plum).
- Penemu proton : Ernest Rutherfor pada tahun 1909
Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest
Rutherford
menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas dan menemukan bahwa
sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih
tajam dari yang apa yang diprediksi oleh teori Thomson. Rutherford
kemudian mengajukan bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan
massanya terkonsentrasi pada inti atom pada pusat atom dengan
elektron-elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari.
Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah
dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913,
ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif,
Frederick
Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada setiap
posisi tabel periodik. Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret
Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun
merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson menemukan teknik untuk
memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas
yang terionisasi.
- Penemu neutron : James Chadwick pada tahun 1932
Diagram skema spetrometer massa sederhana.Perkembangan pada
spektrometri massa mengijin pengukuran massa atom secara eksak.
Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk membelokkan
trayektori berkas ion dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio
massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston
menggunakan peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa
yang berbeda. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat,
dan ia disebut sebagai kaidah bilangan bulat. Penjelasan pada perbedaan
massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya neutron, yakni
partikel bermuatan netral
dengan massa yang hampir sama dengan proton, oleh James Chadwick pada
tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah
proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti
atom.
0 komentar:
Posting Komentar